Kesehatan

Selasa, 15 Juni 2010

Spanyol, Tim Paling Konsisten



Jakarta (ANTARA News) - Di skala satu hingga sepuluh, penampilan Spanyol di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan layak mendapat angka sempurna, yaitu sepuluh। Di puncak kemenangan di setiap pertandingan dari sepuluh pertandingan mereka, tim berjuluk La Roja itu tampil sebagai pencetak gol terbanyak kedua di kualifikasi Zona Eropa dengan 28 gol, dan hanya kebobolan lima gol.Kematangan, ketahanan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan semuanya dibuktikan dalam kiprah mereka di kualifikasi itu dan tim nasional di sepak bola dunia menghormati tim yang diperkuat oleh para pemain berbakat semacam itu.Tim Iberia itu seperti tidak puas dengan kemenangan mereka di Euro 2008, dan mereka secara konsisten mendatangkan muka-muka baru tanpa meninggalkan komitmen mereka pada sepak bola umpan-umpan pendek yang menarik.Gelar juara Eropa tak dipungkiri berarti bahwa para lawan Spanyol akan melipatgandakan usaha mereka untuk tidak menjadi korbannya. Kemenangan tipis 1-0 atas Bosnia-Herzegovina -berkat gol penyerang David Villa- merupakan perlawanan sengit yang harus mereka lakukan.Meskipun Estonia disingkirkan dengan cara relatif mudah, pertandingan tandang di Belgia dan dua gol saat melawan semifinalis Euro 2008, Turki, memaksa Spanyol berusaha lebih keras lagi guna mencapai sembilan angka.Setelah kemenangan 2-1 di Brussels, saat mereka harus mengejar ketinggalan untuk meraih kemenangan melalui gol Villa di menit ke-88, Spanyol kemudian mengalahkan Turki 1-0 di Madrid, berkat gol Gerrard Pique. Saat bermain tandang di Istanbul, Spanyol kembali meraih kemenangan 2-1 atas Turki, mlalui gol Xabi Alonso dan rekan satu timnya di Liverpool pada waktu itu, Albert Riera.Belgia kemudian disingkirkan dengan skor 5-0 di La Loruna dan tiket ke Piala Dunia Afrika Selatan 2010 pun diraih meski masih menyisakan dua pertandingan lagi setelah menang 3-0 di kandang sendiri atas Estonia. La Seleccion mengakhiri sepak terjangnya secara sempurna dengan kemenangan di Armenia dan menundukkan Bosnia-Herzegovina dalam pertandingan tandang dengan skor 5-2.Tim Spanyol diperkuat para pemain bintang seperti Iker Cassilas, yang dinilai sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Di bagian tengah lapangan ada Xavi Hernandes, pengatur irama pertandingan yang mumpuni, sementara barisan penyerang antara lain diperkuat David Villa dan Fernando "El Nino" Torres.Pelatih Vicente del Bosque, yang menggantikan Luis Aragones yang meninggalkan tim tersebut setelah Spanyol menjuarai Euro 2008, terus melanjutkan filosofi sepak bola yang sama dan para pemain intinya. Pelatih tersebut mempunyai pengalaman yang hebat bersama salah satu klub utama negara tersebut, Real Madrid. Selama melatih klub tersebut, Real Madrid dua kali menjuarai Liga Champions Eropa (2001, 2003), menjuarai Piala Super Spanyol (2001), Piala Super Eropa UEFA (2002), dan Piala Interkontinental Toyota (2002).Del Bosque melanjutkan keyakinan Aragones pada sepak bola gaya satu sentuhan yang menjadi cirri khas permainan Spanyol dan yang menggantungkan pada kualitas pemain gelandang yang tinggi. Hasilnya, Spanyol memenangi setiap pertandingan sejak mantan bos Los Blanco itu menjadi pelatih Spanyol, kecuali saat melawan Amerika Serikat di semifinal Piala Konfederasi 2009.Spanyol sudah 12 kali mengikuti putaran final Piala Dunia dan tidak pernah absen sejak gagal mencapai putaran final turnamen tersebut di Jerman pada 1974.Di tingkat internasional, Spanyol meraih dua gelar, yaitu juara Eropa 1964 dan 2008.Mengenai Piala dunia 2010, pelatih Vicente del Bosque mengatakan, "Kami mendapatkan pemain-pemain yang baik, tetapi masih ada beberapa tim lainnya yang sangat kuat. Tujuan kami ialah menjadi penantang di Piala Dunia, tetapi kami tahu betapa sulitnya itu. Kami bukan favorit, tetapi kami mempunyai harapan."(S005/A032)


Jakarta (ANTARA News) - Di skala satu hingga sepuluh, penampilan Spanyol di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan layak mendapat angka sempurna, yaitu sepuluh.

Di puncak kemenangan di setiap pertandingan dari sepuluh pertandingan mereka, tim berjuluk La Roja itu tampil sebagai pencetak gol terbanyak kedua di kualifikasi Zona Eropa dengan 28 gol, dan hanya kebobolan lima gol.

Kematangan, ketahanan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan semuanya dibuktikan dalam kiprah mereka di kualifikasi itu dan tim nasional di sepak bola dunia menghormati tim yang diperkuat oleh para pemain berbakat semacam itu.

Tim Iberia itu seperti tidak puas dengan kemenangan mereka di Euro 2008, dan mereka secara konsisten mendatangkan muka-muka baru tanpa meninggalkan komitmen mereka pada sepak bola umpan-umpan pendek yang menarik.

Gelar juara Eropa tak dipungkiri berarti bahwa para lawan Spanyol akan melipatgandakan usaha mereka untuk tidak menjadi korbannya. Kemenangan tipis 1-0 atas Bosnia-Herzegovina -berkat gol penyerang David Villa- merupakan perlawanan sengit yang harus mereka lakukan.

Meskipun Estonia disingkirkan dengan cara relatif mudah, pertandingan tandang di Belgia dan dua gol saat melawan semifinalis Euro 2008, Turki, memaksa Spanyol berusaha lebih keras lagi guna mencapai sembilan angka.

Setelah kemenangan 2-1 di Brussels, saat mereka harus mengejar ketinggalan untuk meraih kemenangan melalui gol Villa di menit ke-88, Spanyol kemudian mengalahkan Turki 1-0 di Madrid, berkat gol Gerrard Pique. Saat bermain tandang di Istanbul, Spanyol kembali meraih kemenangan 2-1 atas Turki, mlalui gol Xabi Alonso dan rekan satu timnya di Liverpool pada waktu itu, Albert Riera.

Belgia kemudian disingkirkan dengan skor 5-0 di La Loruna dan tiket ke Piala Dunia Afrika Selatan 2010 pun diraih meski masih menyisakan dua pertandingan lagi setelah menang 3-0 di kandang sendiri atas Estonia.

La Seleccion mengakhiri sepak terjangnya secara sempurna dengan kemenangan di Armenia dan menundukkan Bosnia-Herzegovina dalam pertandingan tandang dengan skor 5-2.

Tim Spanyol diperkuat para pemain bintang seperti Iker Cassilas, yang dinilai sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia.

Di bagian tengah lapangan ada Xavi Hernandes, pengatur irama pertandingan yang mumpuni, sementara barisan penyerang antara lain diperkuat David Villa dan Fernando "El Nino" Torres.

Pelatih Vicente del Bosque, yang menggantikan Luis Aragones yang meninggalkan tim tersebut setelah Spanyol menjuarai Euro 2008, terus melanjutkan filosofi sepak bola yang sama dan para pemain intinya.

Pelatih tersebut mempunyai pengalaman yang hebat bersama salah satu klub utama negara tersebut, Real Madrid.

Selama melatih klub tersebut, Real Madrid dua kali menjuarai Liga Champions Eropa (2001, 2003), menjuarai Piala Super Spanyol (2001), Piala Super Eropa UEFA (2002), dan Piala Interkontinental Toyota (2002).

Del Bosque melanjutkan keyakinan Aragones pada sepak bola gaya satu sentuhan yang menjadi cirri khas permainan Spanyol dan yang menggantungkan pada kualitas pemain gelandang yang tinggi. Hasilnya, Spanyol memenangi setiap pertandingan sejak mantan bos Los Blanco itu menjadi pelatih Spanyol, kecuali saat melawan Amerika Serikat di semifinal Piala Konfederasi 2009.

Spanyol sudah 12 kali mengikuti putaran final Piala Dunia dan tidak pernah absen sejak gagal mencapai putaran final turnamen tersebut di Jerman pada 1974.

Di tingkat internasional, Spanyol meraih dua gelar, yaitu juara Eropa 1964 dan 2008.

Mengenai Piala dunia 2010, pelatih Vicente del Bosque mengatakan, "Kami mendapatkan pemain-pemain yang baik, tetapi masih ada beberapa tim lainnya yang sangat kuat. Tujuan kami ialah menjadi penantang di Piala Dunia, tetapi kami tahu betapa sulitnya itu. Kami bukan favorit, tetapi kami mempunyai harapan."
(S005/A032)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar